Saturday, October 12, 2013

Jiwa Pejuang

Jangan bayangkan jiwa pejuang itu hanya dimiliki oleh orang-orang tua atau kakek kita yang memanggul bedil memperjuangkan bebasnya bangsa kita dari belenggu penjajah pada jaman kemerdekaan dulu. Jiwa pejuang mestinya juga kita miliki sekarang ini, meskipun kita sudah jauh meninggalkan jaman itu. 

Jiwa pejuang adalah jiwa tanpa pamrih, jiwa ingin berbuat sesuatu untuk negeri ini tanpa terlalu memikirkan apa yang akan didapatkan dari negeri ini. Saya jadi teringat kata-kata mendiang Presiden F. Kennedy: "don't ask what your country can do for you, but ask what you can do for your country". Kata-kata ini selalu diulang-ulang oleh ayah saya untuk mengingatkan agar saya selalu hidup jujur dan lurus.  

Bagaimana keadaannya sekarang? Rasanya jauh panggang dari api. Para pejabat sekarang berlomba-lomba mengumpulkan dan menumpuk kekayaan untuk dirinya sendiri dan keluarganya, serta keturunannya, entah untuk sampai keturunan keberapa. Tapi, apakah yang sudah mereka perbuat untuk negeri ini? Para pengelenggara negara kelihatannya bekerja super sibuk, para wakil rakyat bersidang sampai larut malam, bahkan sambil adu urat leher. Mereka juga bolak-balik berangkat haji dan umrah, dan membagi-bagikan zakat. 

Tapi pada saat yang sama kita mendengar berita tertangkap tangannya orang-orang penting di negeri ini. Orang-orang yang memegang jabatan kunci, bahkan pengawal keadilan. Mereka menumpuk kekayaan yang banyaknya bahkan tidak mampu kita bayangkan. Ada yang punya sembilan mobil mewah yang harga per unitnya bisa belasan milyar rupiah. Bahkan ada bungkusan uang dolar dan rupiah berjumlah milyaran yang ditemukan dalam ember di kamar mandi!

Saya jadi bertanya-tanya, apa yang tersisa dalam lubuk hati orang-orang tersebut. Jangankan jiwa pejuang, hatipun jangan-jangan sudah tidak mereka miliki.


No comments:

Post a Comment